BAB. I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi akan terjadi reformasi informasi yang ditandai oleh tingginya prestasi umat manusia dalam teknologi informatika. Dalam pola hubungan negara maju akan mendominasi negara-negara berkembang tidak hanya dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan juga pendidikan1 yang mengakibatkan pula peserta didik yang pada umumnya adalah para remaja akan terkena pengaruh akibat kemajuan teknologi tersebut.
Tujuan pendidikan dewasa ini semakin meningkat, hal ini merupakan dorongan yang sangat kuat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju untuk memenuhi kebutuan hidup yang semakin rupa, maka tidak bisa dielakkan lagi kalau pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pendidikan umum maupun pendidikan khusus, sesuai dengan tujuan,
Peserta didik khususnya mereka yang belajar di Sekolah Dasar adalah generasi yang akan datang dapat diperkirakan bahwa siswa sekarang adalah pencerminan masyarakat yang akan datang. Baik buruknya bentuk masyarakat, bangunan moral dan intelektual, dalam penghayatan terhadap agama, kesadaran kebangsaan, tingkat dan drajat kamajuan, prilaku dan kepribadian antara sesama masyarakat yang akan datang tergantung pada remaja sekarang.2
Namun kenyataan telah menunjukkan bahwa perubahan zaman yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu mengakibatkan perubahan sosial dengan semakin canggihnya teknologi komunikasi, tranportasi dan sistem informasi membuat perubahan masyarakat malaju dengan cepat. Dalam menghadapi situasi demikian siswa memiliki jiwa yang lebih sensitif, yang pada akhirnya tidak sedikit para siswa terjerumus kepada hal-hal yang bertentangan dengan makna moral, norma agama, norma susila serta norma hidup di masyarakat karena lupa dengan apa yang dilakukan oleh pendahulu kita.
Seiring dengan laju perkembangan ilmu dan teknologi, juga menuntut para penanggung jawab pendidikan khususnya seorang guru untuk dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk dapat meningkatkan kualitas siswa, seorang guru harus dapat membimbing siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Dengan kata lain, proses belajar yang hanya duduk, dengar, mencatat, dan menghafal dirasa kurang efektif dan efisien. Hal ini menjadi tantangan bagi penanggung jawab pendidikan khususnya seorang guru.
Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri didepan kelas sambil memelototi siswa, tetapi bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan/materi pembelajaran, berinteraksi, mengorganisir, dan mengelola siswa sehingga berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu kunci keberhasilan pembelajaran adalah bilamana guru memiliki dan menguasai metodologi pembelajaran secara baik. Tidak sedikit kegagalan guru dalam megajar disebabkan lemahnya penguasaan metodologi pengajaran tersebut.
Terinspirasi dari salah satu perkataan yang disampaikan oleh dosen dalam satu sesi perkuliahan bahwa seharusnya guru agama (Pendidikan Agama Islam) harus berterima kasih kepada para ustadz di Taman Pendidikan Al-Qur’an, karena bagaimanapun mereka telah memiliki andil besar dalam pengetahuan Al-Qur’an khususnya membaca Al-Qur’an.
Bagaimana seandainya siswa yang diajarkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak mengikuti pembelajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an pada waktu lain (luar jam sekolah), tentu hal ini akan sangat menyusahkan guru yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam tersebut. Sementara sumber utama dalam ajaran agama Islam adalah Al-Qur’an.
Maka disini penulis sangat tertarik ingin mengungkap permasalahan diatas terkait tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Taman Pendidikan Agama Islam dalam suatu penelitian dengan judul “Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu UtaraTahun Pelajaran 2011-2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian fokus penelitian diatas dapat dirumuskan masalah penelitiannya sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara?
2. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara?
3. Bagaimana peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara
2. Untuk mengetahui Strategi guru dalam meningkatkan efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara
3. Untuk mengetahui peran Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut:
1. Sumbangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an sebagai wujud kepedulian akan urgenya dalam pembelajaran Pendidikan Agma Islam.
2. Untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam memahami dan mengerti tentang ilmu pendidikan anak khususnya, dan sebagai kontribusi kepada pihak pengelola SDN 06 Lais terutama dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI.
3. Dapat menjadikan reflesksi bagi Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan pembelajarannya di dalam kelas.
4. Dapat meningkatkan kepedulian terhadap Taman Pendidikan Al-Qur’an bagi masyarakat pada umumnya
BAB. II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran
Menurut Hamzah B Uno,”Pembelajaran (learning) adalah suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi yang memperhitungkan factor lingkungan belajar, karakteristik siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran baik penyampaian, pengelolaan maupun pengorganisasian pembelajaaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran itu harus dipusatkan kepada bagaiman siswa belajar, bukan pada materi yang dipelajari siswa.
Ada beberapa pendapat yang mengatakan pembelajaran, pengajaran dan belajar mengajar sama saja, namun sebenarnya ada pergeseran paradigm dalam istilah penjaran menjadi pembelajaran yang memiliki titik tekan utama yang berbeda, yakni :
1. Pengajaran, merupakan paradigma lama dalam pendidikan, guru dianggap sebagai yang paling tahu, murid laksana botol kosong yang siap diisi dengan ilmu pengetahuan dari guru, memunculkan kondisi teacher center (berpusat pada pendidik)
2. Pembelajaran, merupakan paradigm baru dalam pendidikan bahwa siswa juga mempunyai karakteristik, pengetahuan dan kemampuan dasar, guru sebagai fasilitator, tugas guru adalah membimbing dan mengarahkan potensi siswa secara proporsional, memunculkan kondisi student center (berpusat pada peserta didik)
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan dalam bahasa Arab berasal dari kata “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Pendidikan Islam dalam bahasa Arab adalah tarbiyah islamiyah, sedangkan pendidikan Islam dalam pengertian istilah adalah pembentukan kepribadian muslim.
Pendidikan adalah usaha secara sadar untuk membimbing, mengarahakan peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang baik dan mulia. Adapun Pendidikan Agama Islam menurut beberapa ahli, antara lain :
1. Menurut Ahmad D Marimba,”Pendidikan agama islam adalah beimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam”.
2. Menurut Athiyah Al Abrasyi yang dikutip oleh Ramayulis mengatakan. Pendidikan Islam mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempuran dan bersahaja, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.
3. Menurut Mustafa Al Ghulayani
Pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dan masa pertumbuhan dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasehat sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan jewanya, kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakan bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha yang dilakukan untuk membimbing, mengarahan peserta didik agar terjadi perubahan perilaku yang menggunakan dasar-dasar ajaran Islam, sehingga akan terbentuk pribadi peserta didik yang memiliki akhlak mulia dan bermanfaat dam kehidupannya baik di dunia maupun akhirat.
3. Tujuan Pendidkan Agama Islam
Menurut Al Abrasyi merumuskan tujuan umum pendidikan Islam kedalam lima kelompok, yaitu:
1. Pembentukan akhlak mulia (al fadhilat)
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat
3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatannya. Keterpaduan antara agama dan ilmu akan dapat membawa manusia kepada kesempurnaan
4. Menambah roh ilmiah pelajar dan memenuhi keinginan untuk mengetahui serta kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu
5. Mempersiapkan para pelajar untuk suatu profesi tertentu sehingga ia mudah mencari rezeki.
4. Landasan Pendidikan Agama Islam
Menurut Omar Muhammad at Taromy al Syaibani yang dikutip oleh Jalaluddin, mengatakan bahwa,” Dasar pendidikan Islam identik dengan dasar tujuan Islam, keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Landasan tersebut dapat dikembangkan dengan ijtihad.
1. Al Qur’an
“Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (QS An Nahl [16]:64)
2. Hadits/Sunnah
Dalam pendidikan Islam Sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :
1. Menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat dalam Al Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang terdapat didalamnya.
2. Menyimpulkan metode pendidikan dalam kehidupan Rasulullah bersama sabat, perlakuannya pada anak-anak dan pendidikan Islam yang pernah dilakukannya.
5. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Strategi dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai rencana dengan cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Menurut H Mansur menjelaskan strategi dapat diartikan sebagai garis-garis haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Berikut ini empat strategi dasar yang dapat diterapkan di bidang studi Pendidikan Agama Islam, yakni:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil pembelajaran, yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik penyempuran sistem intruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
Agar pembalajaran Pendidikan Agama Islam dpat efektif maka selain strategi diperlukan pendekatan yang bersifat muliti approach, diantaranya yaitu:
1. Pendekatan religious
2. Pendekatan filosofis
3. Pendekatan sosio-kultural
4. Penekatan scientifik
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Dari berbagai strategi dan pendekatan pembelajaran diatas ada beberapa metode pembalajaran Pendidikan Agama Islam yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode hiwar (percakapan)
2. Metode kisah
3. Metode Amtsal (perumpamaan)
4. Metode teladan
5. Metode pembinaan diri dan pengalaman
6. Metode pengambilan pelajaran dan peringatan
7. Metode targhib dan tarhib.
2.2 Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) adalah lembaga pendidikan atau pengajaran islam untuk anak-anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) yang menjadikan santri mampu membaca Al-Qur’an yang baik dan benar sebagai target pokoknya.
2. Landasan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Untuk lebih jelasnya dasar keberadaan Taman Pendidikan Al-Qur’an terbagi menjadi, antara lain :
1. Al-Qur’an
“Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al Qamar [54]:17) “Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa” (QS Al Haqqah [69] :48)
2. Hadits
4639ØَدَّØ«َÙ†َا Øَجَّاجُ بْÙ†ُ Ù…ِÙ†ْÙ‡َالٍ ØَدَّØ«َÙ†َا Ø´ُعْبَØ©ُ Ù‚َالَ Ø£َØ®ْبَرَÙ†ِÙŠ عَÙ„ْÙ‚َÙ…َØ©ُ بْÙ†ُ Ù…َرْØ«َدٍ سَÙ…ِعْتُ سَعْدَ بْÙ†َ عُبَÙŠْدَØ©َ عَÙ†ْ Ø£َبِÙŠ عَبْدِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ السُّÙ„َÙ…ِÙŠِّ عَÙ†ْ عُØ«ْÙ…َانَ رَضِÙŠَ اللَّÙ‡ُ عَÙ†ْÙ‡ُ عَÙ†ْ النَّبِÙŠِّ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù‚َالَ”Ø®َÙŠْرُÙƒُÙ…ْ Ù…َÙ†ْ تَعَÙ„َّÙ…َ الْÙ‚ُرْآنَ ÙˆَعَÙ„َّÙ…َÙ‡ُ”…
“Sebaik-baik dari kalian semua adalah yang mau belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhori)
3. Halaqah Ulama
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Kholdun dan Ibnu Sina bahwa pengajaran Al-Qur’an haruslah mendapat prioritas pertamayang diajarkan kepada anak-anak.
3. Tujuan Penyelenggaran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)
Tujuan penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dalam pandangan human adalah untuk menyiapkan anak didiknya agar menjadi generasi muda yang Qur’ani. Komitmen dengan Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai bahan bacaan dan pandangan hidup sehari-hari.
2.3 Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitian yang mendiskripsikan prilaku orang, tempat, atau peristiwa tertentu sacara rinci dan mendalam. Yang pada dasarnya terkait dengan:
1. Keberadaan latar alami, sebagai sumber data dan peneliti dipandang sebagai instrument kunci.
2. Penelitian bersifat diskriptif
3. Lebih mementingkan proses dari pada hasil
4. Dalam menganalisis data cenderung diskriptif
5. Makna merupakan yang paling esensial dalam penelitian kualitatif.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah study kasus, yaitu “merupakan penyelidikan yang mendalam terhadap individu, kelompok atau instansi”. Yaitu: Peran Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
2. Setting penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
3. Kehadiran Penelitian
Sesuai dengan pendekatan penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting secara optimal. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam menangkap makna sekaligus sebagai alat pengumpul data.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah “kata-kata dan tindakan selebihnya yaitu dari tambahan seperti dokumen dan data yang lainya”23. Jadi data data dalam penelitian ini adalah semua data atau informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap paling mengetahui secara rinci dan jelas mengenai fokus penelitian yang sedang diteliti, yaitu Peran Serta Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara. Selain diperoleh melalui informan, data juga diperoleh melalui kata-kata tertulis maupun tindakan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data di lapangan dalam rangka mendiskripsikan dan menjawab permasalahan yang sedang diteliti maka digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah “suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis”.
Observasi ini dilakukan dengan terjun langsung dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara. Dan terhadap gejala sesuatu yang berkaitan dengan kreatifitas guru. Data yang diperoleh dari hasil observasi ini penulis catat dalam lembar observasi. Ada tiga komponen yang harus diamati yaitu: ruang ( tempat , pelaku dan kegiatan (aktivitas) antara lain tentang: sarana dan prasarana SDN 06 Lais.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan peneliti dengan informan. Dengan memasuki alam pikir informan. Peneliti melakukan wawancara secara terbuka. Tidak berstruktur dengan situasi yang ada.
Pelaksanaan wawancara tersebut dilakukan terhadap seluruh pihak yang terkait, antara lain: guru, peserta didik, kepala SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
Pendekatan pelaksanaan wawancara ini. Menggunakan garis besar pokok-pokok topik yang akan dijadikan pegangan. Dan dalam wawancara ini penulis menggunakan pedoman wawancara berstruktur yaitu pedoman wawancara yang disusun secara rinci sehingga menyerupai chek list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda ( cek ) pada nomor yang sesuai.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku atau majalah, notulen rapat dan sebagainya. Antara lain: yaitu sejarah berdirinya, jumlah siswa, struktur organisasi SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara dan sebagainya, jadwal pelajaran, kebijakan kepala sekolah, hasil rapat dan lain-lain.
1. Analisis Data
Menurut pendapat Patton seperti di kutip oleh Moleong, analisa data adalah “ proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam salah satu pola, kategori dan satuan uraian dasar ”. Ia membedakanya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari pola hubungan diantara dimensi-dimensi uraian.
Untuk mengolah data kualitatif supaya dapat diambil kesimpulan atau makna yang valit. Maka dalam penelitian kualitatif ini, analisis data mengunakan langkah:
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemutusan perhatian pada penyederhanaan yang dilakukan dengan membuat ringkasan dari data-data yang diperoleh penulis dilapangan. Data yang diperoleh dalam lapangan kemudian ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang rinci. Laporan-laporan itu perlu di reduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok. Difokus pada hal-hal yang penting. Dicari tema atau polanya. Jadi laporan lapangan sebagai bahan “mentah” disingkatkan. Direduksi, disusun lebih sistematis. Ditonjolkan pokok-pokok yang penting, sehingga lebih mudah di kendalikan.
2. Penyajian data atau display data
Display data adalah proses penyususnan informasi yang kompleks ke dalam bentuk sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif, serta dapat dipahami maknanya. Dengan disply data ini akan membantu peneliti untuk dapat melihat gambar keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari data hasil penelitian. Dalam hal ini peneliti membuat matrik untuk data, agar peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Verivikasi atau mengambil kesimpulan adalah langkah yang terakhir yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data dengan terus menerus, baik pada saat pengumpulan data atau setelah pengumpulan data. Pada awalnya kesimpulan bisa kesimpulan bisa dibuat longgar dan terbuka kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar pada pokok temuan. Pada penarikan kesimpulan ini peneliti berusaha untuk mencari makna data yang dikumpulkan. Untuk itu peneliti mencoba mencari pola, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang diperoleh penelitian sejak mulanya mencoba mengambil kesimpulan. Kesimpulan tersebut senantiasa harus diverifikasi selama penelitian berlangsung, verifikasi dapat singkat dengan mencari data baru.
Ketiga macam kegiatan analisis tersebut saling berhubungan dan berlangsung terus salamapenelitian dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang kontinyu dari awal sampai akhir penelitian.
Untuk keperluan “auditing” sebaiknya proses analisis itu dicatat, didokumentasikan agar penilai dapat meneliti dan memahami apa yang dilakukan oleh peneliti.
2. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data dilakukan pengecekan kredibilitas dengan tujuan untuk membuktikan sejauh mana data penelitian yang diperoleh mengandung kebenaran hingga dapat dipercaya,disini peneliti menempuh cara-cara yang sarankan oleh Moleong yaitu:
1. Perpanjanngan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan peneliti waktu pengamatan dilapangan akan memungkinkanpeningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, karena dengan perpanjangan keikutsertaan akan banyak mempelajari ”kebudayaan” dapat menguji ketidakbenaran informasi yang berasal dari diri sendiri maupun dari responden dan membangun kepercayaan subjek.
2. Ketekunan pengamatan (presetent observation)
Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk lebih mendalam dan memahami terhadap apa yang sdang diteliti.Ketekunan pengamatan disini meliputi misalnya terhadap lingkungan belajar siswa,kegiatan sehari-hari siswa disekolah dan sebagainya.
3. Trianggulasi
Yaitu tehnik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sabagai pembanding terhadap data itu.Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
1. Trianggulasi dengan sumber adalah membnadingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat-alat yang berada dengan sumber yang sama.
2. Trianggulasi metode adalah membandingkan dan mengecek balik derajat suatu informasi yang diperoleh pada sumber yang berbeda dengan metode yang sama.
4. Pemeriksaan Sejawat melalui diskusi
Hal ini dilakukan peneliti dengan melakukan diskusi bersama rekan-rekan sejawat atau dengan pihak terkait yang berkompeten untuk memelihara kevalidan data.Semua ini dilakukan setelah adanya data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti.
5. Pengecekan Anggota (member check).
Maksudnya adalah peneliti berupaya melibatkan sebagaian informasi atau responden untuk mengkonfirmasikan data serta interpretasinya.Data yang diperoleh dikomunikasikan dan didiskusikan kembali kepada sumber data yang telah menjadi informan guna memperoleh keabsahan data,keobyektifan data tersebut.
6. Pengecekan mengenai ketercakupan referensi (referential adequacy cecks)
2.4 Instrumen Penelitian
1. Pedoman Wawancara
Kisi-kisi point wawancara
1. Bagi Guru
Tentang Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Bagaimana pola pembelajaran mata pelajaran PAI di dalam kelas?
2. Strategi apa saja yang digunakan guru dalam pembelajaran PAI di dalam kelas?
3. Bagaimana tingkat efektifitas pembelajaran PAI di dalam kelas?
4. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran PAI?
5. Bagaimana interaksi guru dan siswa saat pembelajaran PAI dalam kelas?
6. Bagaimana prestasi siswa dalam pelajaran PAI?
7. Apa saja materi yang diajarkan di dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam?
Tentang Taman Pendidikan Al-Qur’an
1. Apakah siswa di SDN 06 Lais selain belajar PAI di sekolah juga belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an?
2. Apa ada perbedaan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI antara yang ikut TPQ dengan yang tidak?
3. Bagaimana interaksi siswa yang ikut TPQ dalam mengikuti pembelajaran PAI di kelas?
4. Bagaimana interaksi siswa yang tidak ikut TPQ dalam mengikuti pembelajaran PAI di kelas?
5. Apa saja perbedaan interaksi siswa yang ikut TPQ dengan yang tidak dalam pembelajaran PAI?
6. Bagaimana efektifitas belajar siswa yang ikut TPQ dalam menangkap materi pelajaran PAI di kelas?
7. Bagaimana efektifitas belajar siswa yang tidak ikut TPQ dalam menangkap materi pelajaran PAI di kelas?
8. Apakah ada pengaruh pembelajaran di TPQ terhadap pembelajaran PAI di dalam kelas?
9. Apakah ada perbedaan prestasi siswa yang ikut TPQ dengan yang tidak dalam pelajaran PAI?
2. Bagi Siswa
Tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Bagaimana tanggapan terhadap pembelajaran PAI di dalam kelas yang dilakukan oleh guru?
2. Apakah ada kesulitan dalam materi pelajaran PAI yang diajarkan di kelas?
3. Apa saja kesulitan dalam materi pelajaran PAI?
4. Apakah guru selalu menggunakan bermacam-macam metode dalam pembelajaran PAI di dalam kelas?
5. Apa saja strategi yang digunakan guru PAI dalam pembelajaran di dalam kelas?
Tentang Taman Pendidikan Al-Qur’an
1. Apakah diantara kalian (siswa) ada yang ikut belajat di TPQ?
2. Bagaimana pola pembelajaran di TPQ tersebut?
3. Bagaimana strategi pembelajaran di TPQ tersebut?
4. Apakah manfaat dari belajar di TPQ?
5. Apakah ada keterkaitan antara materi di TPQ dengan materi pelajaran PAI di kelas?
3. Bagi Kepala Sekolah
1. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru PAI?
2. Bagaimana tanggapan kepala sekolah terhadap TPQ dalam perannya meningkatkan efektifitas pembelajaran PAI?
2. Pedoman Observasi
1. Mengamati letak geografis SDN 06 Lais.
2. Mengamati aktifitas kegiatan belajar mengajar guru dan murid
3. Mengamati proses pembelajaran PAI yang dilakukan oleh guru di dalam kelas.
3. Pedoman Dokumentasi
1. Sejarah singkat berdirinya SDN 06 Lais.
2. Profil SDN 06 Lais.
3. Visi dan Misi SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Struktur organisasi SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
5. Data tenaga edukatif atau pengajar dan karyawan SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
6. Data siswa SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
7. Sarana prasarana SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara.
8. Rekap nilai pelajaran PAI siswa SDN 06 Lais Kabupaten Bengkulu Utara (Raport)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta:Rineka Cipta,1998.
Daradjat, Zakiyah dkk.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Bumi Aksara,1996.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Azwan Zain. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta,2008.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka,1993.
Hadits No 4639. Shahih Bukhori Juz 15 Hal 439.
Hamdani.Filsafat Pendidikan Islam.Bandung:Pustaka Setia,1998.
Hidayatullah,Taufiq. Skripsi:Manajemen Pengembangan Taman Pendidikan Al-Qur’an Di TPQ Darussalam Di Desa Kolomagan Kec Wonodadi Kab Blitar. Kediri:Jurusan Tarbiyah STAIN Kediri,2010.
Ihsan, Hamdani dan Fuad Hasan. Filsafat Pendidikan Islam.Bandung:Pustaka Setia,1998.
Jalaluddin.Teologi Pendidikan.Jakarta:Raja Grafindo Persada,2003.
Maslahah dan Anisatul Musyarokah, Strategi Belajar Mengajar.Tulungagung: STAIN,1999.
Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kealitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1995.
Muhaimin. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Surabaya:Pustaka Pelajar, 2004.
Nizar,Ar Rasyidin Samsul. Filsafat Pendidikan Islam:Pendekatan Historis, Teoritis Dan Praktis.Jakarta:Ciputat Press,2005.
Rahim, Hunsi. Arah Baru Pendidikan Islam Di Indonesia.Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2000.
Rohmat,Ali. Kapita Selekta Pendidikan.Jakarta:Bina Ilmu,2004.
Samauna, Nurdin. Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Drajat Sumber Daya Manusia Dalam PJPT II, NO 36/XII/Oktober, 1994.
Sumanto. Metodologi Penelitian Dan Pendidikan.Yogyakarta:Andi, Offset, 1990.
Thoha, Chabib dkk.Metodologi Pengajaran Agama.Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1999.
Uhbiyati, Nur dan Abu Ahmadi.Ilmu Pendidikan Islam.Bandung:Pustaka Setia,1997.
Uno, Hamzah B.Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.Jakrta:Bumi Aksara, 2006.
panjang banget tuh sampai bingung bacanya
BalasHapusterimakasih gan atas penjelasanya n salam sholawat
BalasHapusBy : laguterlengkap.com
bagus
BalasHapus